Pertumbuhan Populasi dan Perekembangan Penderita HIV di Indonesia

Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), masalah kependudukan di Indonesia sangat memperihatinkan karena jumlahnya yang terlalu tinggi namun tidak diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai. Beberapa hal yang menjadi masalah kependudukan antara lain jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, yaitu mencapai kurang lebih 240 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk mencapai 1,49 % per tahun. Setiap tahunnya penduduk Indonesia bertambah empat hinnga lima juta jiwa. Indonesia merupakan penyumbang jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Dengan jumlah penduduk sekitar 240 juta jiwa, Indonesia akan menghadapi tantangan yang sangat berat. Jika tak ditanggulangi, maka diperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 321 juta jiwa pada tahun 2025. Selain itu, persebaran penduduk yang tidak merata dimana 58 persen penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa. Padahal luas Pulau Jawa hanya tujuh persen dari luas Indonesia. Selain itu, kualitas sumber daya manusia Indonesia yang masih rendah sebagaimana ditunjukkan oleh Indeks Pembangunan Manusia Indonesia yang menempati urutan ke-124 dari 182 negara. Penyakit juga menjadi salah satu masalah yang besar bagi Indonesia yang disebabkan oleh jumlah penduduk Indonesia yang terlalu besar.

HIV dan AIDS merupakan masalah yang berkembang di setiap negara termasuk Indonesia. Jumlah penderita terbanyak di Papua, Bali, dan Jakarta. Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) mencatat kalau angka penderita human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immune deficiency syndrome  (AIDS) di Jakarta Timur paling tinggi di DKI. Untuk itu, KPA membidik dan menjadikan wilayah itu pilot project penanggulangan HIV/AIDS se-Jakarta. Pada tahun 2013 di Jakarta Timur mencapai 1.416 orang. Rinciannya, penderita HIV mencapai 462 dan AIDS sebanyak 954 kasus. Jumlah penyakit HIV/AIDS terbanyak diderita kaum laki-laki dengan jumlah kasus 1.016 orang dan perempuan sebanyak 360 orang. Adapun rincian penderita HIV/AIDS daerah kotamadya lainnya yakni Jakarta Barat yang menempati urutan kedua dengan jumlah 1.177 orang, Jakarta Pusat diurutan selanjutnya dengan kasus 938 orang. Jakarta Utara menduduki peringkat keempat dengan jumlah penderita penyakit mematikan itu berjumlah 863 orang. Kasus HIV terendah temuan kasus penyakit yang belum ada obatnya itu selama tahun 2013 ditempati wilayah Jakarta Selatan dengan jumlah 819 kasus.

Faktor penyebab tingginya temuan kasus penyakit di daerah itu karena kesadaran warganya akan penyakit berbahaya itu cukup tinggi. Namun lebih pada kelengkapan peralatan dan tersedianya pelayanan yang lebih konprehensif bagi penderita penyakit yang banyak ditularkan akibat hubungan seks bebas dan narkoba tersebut. Sementara itu, tingginya angka penderita HIV/AIDS di Jakarta Timur karena wilayah itu daerah urban yang paling padat.  Penularan HIV/AIDS bisa disebabkan oleh pendatang baru yang berpindah ke  Jakarta. Penyumbang tertinggi penderita HIV/AIDS juga akibat penggunaan narkoba dengan jarum suntik. Angkanya kurang lebih menyentuh hingga 36 persen yang membuat warga Jakarta Timur terpapar virus HIV. Adapun usia rentan warga Jakarta Timur yang menderita HIV/AIDS yakni antara 20 tahun hingga 45 tahun, usia itu menyumbang 76 persen penderita HIV/AIDS di Jakarta Timur.  Dari jumlah itu, penderita HIV yang positif menjadi AIDS menjadi 7.477 kasus. Angka itu urutan ketiga terbesar di Indonesia, di bawah Provinsi Papua dan Jawa Timur.

Penderita HIV/AIDS Selama 2013

1.      Jakarta Timur              :1.416 Orang

2.      Jakarta Barat               :1.177 Orang

3.      Jakarta Pusat               :938 Orang

4.      Jakarta Utara               :863 Orang

5.      Jakarta Selatan            : 819 Orang

Pengidap HIV terbanyak ada di kalangan pria. Dari tiga juta pria di Indonesia yang sering jajan PSK diperkirakan setengahnya mengidap HIV. Kebanyakan dari mereka memiliki pasangan tetap atau istri. Dari pria pengidap HIV ini bisa menularkan pada istrinya. Jika wanita yang mengidap HIV mengandung maka beresiko menularkan pada anaknya. Fenomena ini yang membuat jumlah penderita HIV semakin tinggi dan menjadi epidemi. Kalau dulu HIV/AIDS terbanyak di Jakarta sekarang polanya mulai meningkat di banyak daerah di Indonesia. Prevalensi tertinggi berdasarkan data Ditjen PP & PL Kemenkes RI tahun 2011 ada di Papua kemudian diikuti oleh Bali, Jakarta dan Kalimantan barat.

Hubungan antara besarnya penduduk dengan tingkat penyebaran HIV/AIDS adalah dengan penularan yang dilakukan oleh ibu yang sedang mengandung atau memiliki bayi. Ibu tersebut mungkin sebelumnya tertular oleh suaminya atau karena fskotor lain yang bisa menyebabkan penularan HIV/AIDS.

http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/11/01/mvjx78-bkkbn-jumlah-penduduk-indonesia-sangat-tinggi

http://www.jpnn.com/read/2014/06/12/239815/Jakarta-Timur-Tertinggi-Penderita-HIV/AIDS

http://tipskesehatanlengkap.com/perkembangan-hiv-aids-di-indonesia

http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_141795.pdf