Pages


widget

Rabu, 23 Juli 2014

Presiden Baru Untuk Indonesia Lebih Baik

22 Juli 2014, bisa jadi menjadi hari yang bersejarah bagi rakyat Indonesia. Karena pada hari ini KPU mengumumkan siapa Presiden RI yang ketujuh, yaitu pasangan Jokowi-JK.
Seperti pada masa kampanye sebelumnya, pasangan ini banyak dibicarakan jejaring sosial. Banyak yang memberinya selamat atas keberhasilannya memenangkan pilpres, namun juga tidak sedikit yang menggunjingnya karena merasa Jokowi tidak layak menjadi Presiden. Bahkan sebelum KPU mengumumkan pemenang pilpres, terjadi sesuatu yang tidak biasa, dimana Prabowo tiba-tiba mengundurkan diri dan menyatakan akan menggugat MK, karena dia merasa ada kekeliruan dan ketidakadilan dalam penghitungan suara.
Namun, apapun yang dilakukan Prabowo dan pendukungnya, tetap saja tidak akan merubah keputusan yang sudah ditetapkan.
Maka dari itu, marilah kita berfikir rasional, menerima dengan hati yang legowo, dan mendukung siapa saja presiden terpilih. Dan juga kepada pendukung Jokowi, saya rasa jangan terlalu bangga dengan hasil pilpres, karena kita belum membuktikan apakah kepemimpinan Jokowi nantinya bisa membawa Indonesia mrnjadi lebih baik.
Siapapun yang kita dukung sebagai presiden, pada dasarnya kita memiliki harapan yang sama, kita memiliki tujuan yang sama, menjadikan Indonesia lebih maju dan lebih baik. Maka dari itu, tidak ada lagi nomor satu, tidak ada lagi nomor dua, yang ada hanya bersatu untuk Indonesia lebih baik. #IndonesiaDamai

Senin, 21 Juli 2014

Gencatan Senjata Israel ke Palestina, Siapa yang Patut Disalahkan?

Semakin banyak nyawa yang tidak berdosa direnggut dari tubuhnya akibat peperangan itu, anak-anak; perempuan; dan orang-orang berusia lanjut yang tidak berdaya menyelamatkan dirinya. Berita-berita mengenai semakin kekejaman tentara Israel menyerang Gaza kian banyak disiarkan oleh berita-berita dan surat kabar di Indonesia. Namun seperti ini jugakah yang terjadi di luar sana khususnya di media massa dunia barat?
Dari salah satu sumber menyebutkan bahwa tindakan kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang Palestina dengan menculik kemudian membunuh 3 pemusa Israel, langsung tersiar luas di seluruh dunia, tidak ada yang tertutup-tutupi. Bahkan Presiden AS Barrack Obama langsung mendukunh Israel untuk melakukan gencatan senjata. Sementara kabar kematian beribu-ribu warga Palestina akibat serangan tentara-tentara Israel seperti sama sekali tidak menarik perhatian negara-negara super power. Lalu dimana letak keadilannya? Apa yang dilakukan PBB? hanya berupa kecaman menolak penindasan yang dilakukan Israel, tapi dalam praktiknya sama sekali tidak mempengaruhi Israel untuk menghentikan kejahatannya.
Jika menengok ke belakang yentang latar belakang penyerangan dan perebutan wilayah oleh Israel kepada Palestina, maka ini akan terhubung pada sejarah kenabian yang terjadi beratus-ratus tahun sebelum masehi, tentang tanah suci yang dijanjikan oleh Tuhan kepada orang-oranh Yahudi, sehingga sampai detik ini orang-orang Israel tetap menginginkan tanah yang dijanjikan itu.
Lalu dengan segala peristiwa yang terjadi, siapakah yang patut disalahkan di sini? Apakah Israel yang berusaha mendapatkan tanah yang dijanjikan itu? Apakah negar-negara adi daya AS dan Inggris yang berpihak kepada Israel? Apakah Palestina yang merupakan negara Islam yang kemudian dimusuhi oleh negara-negara besar karena dianggap sebagai teroris yanh membahayakan negaranya? Ataukah sejarah yang harus disalahkan sebagai awal mula terjadinya konflil?

Review Tetralogi Buruh Pramoedya Ananta Tour

Berawal dari ketertarikan karena karya-karyanya yang sering disebut dan menjadi bacaan yang direkomendasikan oleh beberapa dosen, akhirnya aku pun penasaran dan mulai mencari-cari tetralogi novel buruh karya sastrawan besar Pramoedya Ananta Tour. Akhirnya, karena terpengaruh dengan nama besar yang dimiliki Pram, aku memutuskan untuk membacanya.
Pertama kali aku berkenalan dengan sosok seorang Pramoedya lewat buku ketiganya yaitu Jejak Langkah, kemudian karena semakin tertarik dan penasaran dengan jalan ceritanya, maka aku pun mencari-cari buku pertama "Bumi Manusia", kedua "Anak Semua Bangsa", dan yang keempat "Rumah Kaca". Pertama kali melihat Jejak Langkah, aku merasa biasa saja, tidak tertarik malah, karena pada dasarnya aku bukan pencinta roman sejarah, melainkan pencinta novel fiksi dan metro pop.
Membaca tetralogi buruh seperti mempelajari sejarah dengan cara yang berbeda, mempelajari kisah Raden Mas Tirto Adi Suryo yang dalam tetralogi digambarkan sebagai tokoh bernama Minke.
Dalam buku pertama, Bumi Manusia diceritakan masa muda Minke ketika bertemu dengan keluarga Mellema kemudian menikah dengan Annelis Mellema, namun mereka harus dipisahkan secara paksa oleh hukum negeri Belanda yang tidak adil terhadap kaum pribumi.
Di buku kedua, Anak Semua Bangsa, terjadi pertentangan dalam diri Minke, dimana dia merupakan terpelajar pribumi yang terlalu mengidolakan Eropa beserta Revolusi Perancisnya, sehingga kehilangan jiwa nasionalisme. Kemudian memperoleh banyak dukungan dari sahabat-sahabatnya seperti Jean Marais dan Mirriam De La Croix untuk lebih mengenal dan mempelajari bangsanya.
Kemudian di buku ketiga, Jejak Langkah, mulai tumbuh dan semakin memuncak jiwa nasionalisme seorang Minke. Minke bersama pengikutnya mendirikan koran Medan Priyai, koran pertama berbahasa melayu dan organisasi Syarikat Dagang Islam. Dalam buku ini lebih dititik beratkan pada pengorganisasian yang dilakukan Minke. Kemudian ditutup dengan ditangkapnya Minke oleh pemerintahan Hindia-Belanda.
Dan yang terakhir adalah buku keempat yaiti Rumah Kaca. Dalam Rumah Kaca, bukan lagi tokoh Minke yang menjadi tokoh utama, melainkan Jacquess Pangemanan dengan dua n, seorang pribumi yang menjadi kaki tangan pemerintah Hindia-Belanda yang sangat mengidolakan Minke dan menganggap Minke sebagai gurunya, namun harus mau menjalankan tugas dari Pemerintah Hindia-Belanda untuk menangkap dan mengasingkan Minke demi pangkat dan kedudukan.
Itu tadi sedikit review mengenai tetralogi buruh. Aku sangat bersyukur bisa membaca roman sejarah ini, meskipun buku ini sempat dilarang untuk diedarkan. Bagaimana pun menurutku Pramoedya adalah sastrawan yang sangat hebat dan tidak ada yang bisa menandingi karya-karyanya.

Rabu, 09 Juli 2014

Indonesia Dipermainkan Media

Rabu, 9 Juli 2014 telah ditetapkan sebagai hari pemilihan umum presiden dan wakil presiden Republik Indonesia. Calon-calon dari pasangan capres dan cawapres adalah Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK. Sebelum diadakan pemilihan presiden....pada masa kampanye, kedua kubu ini memiliki pertarungan yang sangat sengit yang tidak hanya dilakukan oleh masing-masing tim sukses dari kedua kubu, tapi juga dari kedua pendukung atau relawan di berbagai media, baik media sosial maupun telivisi.
Di media sosial baik Facebook maupun Twitter, kedua kubu ini aktif dalam menyuarakan visi dan misi mereka, pendukung-pendukung dari kedua kubu pun aktif menggembor-gemborkan sisi positif pasangan dukungannya dan juga menyebarkan fakta dan fitnah kepada kubu lawan. Fenomena ini membuat masyarakat awam menjadi semakin bingung menjatuhkan pilihan kepada siapa. Sementara di media televisi, ada beberapa stasiun televisi swasta yang secara nyata memberikan dukungan kepada kedua pasangan calon. Hal ini terkesan bahwa stasiun televisi tidak lagi mengindahkab UU NO. 33 Tahun 2002 tentang penyiaran, terutama yang terdapat pada pasal 36 ayat 4 yang berbunyi:
Isi siaran wajib dijaga netralitasnya dan tidak boleh mengutamakan kepentingan golongan tertentu.
Kemudian setelah pemilihan presiden dan wakil presiden selesai dilaksanakan, beberapa stasiun televisi tersebut seperti tidak henti-hentinya menyuarakan peperangan dengan mendeklarasikan pemenang pilpres yang berbeda dari hasil quick count tanpa menunggu dulu ketetapan dari KPU. Hal ini kemudian menimbulkan keresahan dan kebingungan di masyarakat mengenai siapa sebenarnya pemenang dari pilpres ini. Sikap dari stasiun-stasiun televisi ini juga menyalahi pasal 5 UU Penyiaran yang berbunyi:
Memberikan informasi yang benar, seimbang dan bertanggung jawab.
Jika kedua kubu mendeklarasikan kemenangan mereka masing-masing, bisa dibayangkan alangkah lucunya negeri ini, memiliki 2 presiden dan wakil presiden